Thursday, October 16, 2008

Permataku ke-3 Abdurrahman

Ketika itu hari Jum’at tanggal 20 Nopember 1998, pukul 10 pagi matahari masih enggan memancarkan sinarnya karena tertutup kabut musim dingin, namun jiwaku terasa hangat dan akupun bersyukur ke hadirat Allah SWT, karena saat itu aku menerima kehadiran putraku yang-ke-3 yang sudah 9 sembilan lamanya menunggu dalam rahim ibunya. Anak ketiga kami berikan nama “ABDURRAHMAN” mirip nama babakanya

Putra ke-3 ku lahir melalui operasi Caesar dengan bantuan dr. Makarim di rumah sakit bersalin Amir Heliopolish Cairo. Sebagaimana kakak dan abangnya, kebiasaanku yang pertama kali diperhatikan setelah diazankan adalah bagian-bagian anggota tubuhnya, mulai dari jari tangan, telinga, rambut, hidung, mulut, mata dan jari kaki, semuanya tak luput dari perhatianku, sampai aku yakin bahwa anakku lahir dalam keadaan sempurna dan ini adalah amanah Allah yang kita terima dengan penuh suka cita dan keyakinan ini pula yang membuatku makin kuat memegang amanah-NYA, dan selalu menyayangi titipan Allah pada ku,,,.

Setelah itu baru aku memperhatikan hal lain,, kira-kira anakku mirip siapa, bapak atau ibunya, ketika itu ibunya sudah mulai sadar dan bertanya mana anak kita da. Aku sudah punya bayangan anak ketiga ini ada mirip dengan ibunya, dan langsung aku dekatkan ke ibunya sambil berucap, anak kita cakap ada mirip ibunya, dan ibunya pun tersenyum, meskipun rasa sakit bekas operasi mulai terasa.

Ini memang pertama kali istriku dioperasi Caesar, sebelumnya kakak dan abangnya lahir secara normal. Mungkin karena kelahiran ketiga ini hanya berselang tiap 2 tahun setelah anak pertama dan kedua kami, sehingga kondisi dan ketahanan tubuh istriku agak menurun. Apalagi ketika hamil yang ketiga ini istriku harus mengurus abang dan kakaknya yang sedang butuh perhatian, ditambah dengan tugas kuliah Tamhidi 2 Program S-2 Universitas al Azhar. Memang,,, pagi menjelang berangkat kerja dan sorenya sepulang kerja aku bisa membantunya di rumah. Tapi di luar itu semua, liku-liku, tetek rengek, susah payah, derita dihadapi sendiri. Aku yakin ini semua dihadapi dengan ikhlas dan tabah, karena itulah janji kami berdua sebelum mengharungi samudra keluarga. Kiranya keikhlasan ini pula yang memotivasi istriku tak mengalah pada kondisi untuk selalu meraih cita-citanya. Alhamdulillah, kala hamil ketiga ini iapun berhasil lulus ujian tamhidi 2 pada gelombang pertama untuk program magister di Universitas al Azhar. Tak ada ucapan yang lebih pantas ku ucapkan selain Syukur kepada Yang Maha Kuasa.

Singkat cerita kembali ke rumah sakit, istriku masih terbaring lemas, bayiku tertidur pulas setelah dimandikan, sesekali kudengar suara tangis, ku ambil dan kupindahkan ia pada pangkuan ibunya, tangisnyapun berhenti, aku bahagia, aku bersyukur, atas semua ini.,,,,

masih bersambung ,,,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home