Friday, December 1, 2017

Air Hangat (عين السخنة) di Pantai Laut Merah Mesir


baca selengkapnya!

Saturday, October 18, 2008

Permatahatiku ke-4 Muhammad el Birri

Tanggal 4 Juli 2004, di musim panas yang cukup sejuk karena tepatnya pukul 03.00 dini hari, permata hatiku ke-4 lahir melalui operasi Caesar. Tanda-tanda kelahiran putra ke-4 ini baru dirasakan oleh istriku pada pukul 13.00 malam dan aku langsung menelpon dr. Asma yang mengontrol kehamilan selama ini. Kami diminta langsung ke rumah sakit, katanya untuk diproses kelahiran secepatnya.

Tanpa menunggu apa-apa kami langsung ke rumah sakit, meninggalkan putra-putri kami yang masih kecil, Mushilatunirrama (10 tahun), Rahmat (8 tahun) dan Abdurrahman (6 tahun), kebetulan mereka sedang tertidur pulas, mungkin karena kecapean sorenya kami diundang oleh atasanku makan malam di restoran terapung di sungai Nil "el Basha" dalam rangka perpisahan salah seorang staf di kantorku.

Proses kelahiran secara Caesar berjalan lancar, pada pukul 03.30 perawat rumah sakit dengan senyam-senyum memanggilku ke ruangan disana anakku sudah terbaring dan bilang "ta'ala ibnak shibyan helwa, syuf" (kesinilah anakmu laki-laki, cakap). Aku bersyukur kepada Allah, menerima anak ke-4 dan aku bahagia, lalu ku gendong dan aku azankan saat itu juga, aku gendong ke luar ruangan dan aku bilang kepadanya "nak, ini baba sayang, baba sayang padamu nak, baba medo'akanmu agar menjadi orang yang berguna bagi agama nusa dan bangsa nak. Di rumah ada kakak ila, abang rahmat dan abang Abdurrahman". Komunikasi ini pertama kali bagiku dengannya permatahatiku yang ke-4, aku berkomunikasi dengannya dari lubuk hati yang dalam. Aku yakin dia mendengar dan kulihat mulut bergerak. Setidaknya bagiku itu respon positif dari bayiku, dia senang sudah ketemu langsung denganku, dan merasakan kenyamanan berada dalam gendonganku. Inilah yang pertama kali aku berkomunikasi face to face dengan putra ku yang keempat. Memang dari anak pertama aku berusaha bahwa aku orang yang pertama kali menggendongnya dan aku yang pertama kali memperhatikannya.

Sementara itu, istriku yang sudah dibereskan oleh perawat di bawa dari ruangan operasi ke kamar istirahat, masih terkulai lemas karena pengaruh bius. Tak lama kemudian istriku mulai sadar dan memanggilku, lalu aku balas dan aku usap kepalanya, kukatakan kepada terima kasih saying atas kesabarannya, istriku nanya mana anak kita da, aku gendong dank u letakkan disampingnya. Aku bilang anak kita laki-laki ganteng, ku perlihatkan kepadanya, dipandanginya, terlihat bagiku perasaannya melihat bayi kami.

Setelah shalat subuh dan menjelang terbit matahari, istri ku sudah sadar dan sudah bisa diajak komunikasi. Aku teringat anak-anakku, ila, rahmat dan Abdurrahman, di rumah, mungkin sudah bangun, gimana kalau mereka sadar aku dan mamanya tidak ada dirumah dan hal ini tak pernah mereka alami. rraaddcc



baca selengkapnya!

Thursday, October 16, 2008

Permatahatiku ke-1 Mushilatunir Rahma

Permata hatiku yang pertama perempuan muncul ke dunia Rabu 27 Juli 1994, pukul 15.30 di klinik bersalin el Tauhid, district Hay 7 Nasr City Cairo. Tanggal lahir sama dengan tanggal lahir ibunya, istriku tercinta Rahima Sikumbang, tentu mereka bangga punya tanggal lahir yang sama, sebagaimana aku bangga mungkin lebih karena aku bapaknya, terima kasih istriku yang telaten dan sabar.

Ia lahir berat badan 3,1 kg panjang 51 cm diberi nama Mushilatunirrahma, gabungan kata bahasa Arab dari suku kata "Mushilatun" berarti penghubung dan "arrahma" berarti kasih sayang. Mushilatunirrahma berarti penghubung/penyambung kasih sayang, setidaknya itulah yang terbayang dalam benakku ketika memilihkan nama untuknya.

Hari itu aku bahagia dan terharu sebagaimana aku ketika menerima report hasil test kehamilan dari dokter yang mengatakan istriku positif hamil. Memang jauh sebelum pernikahan kami, aku sudah utarakan kepada ibunya ketika itu masih sebagai calon istri "kalau tuhan menginzinkan saya ingin secepatnya punya anak" ujarku yang ketika itu ku lihat calon istri diam dan tertunduk, mudah-mudahan diam itu pertanda setuju, hatiku berkata. Di satu sisi, dari keinginanku ini, terlihat aku ini egois tak melihat istri yang mungkin ketika itu ingin masa bulan madunya lebih lama, lebih mesra tanpa harus direpotkan oleh urusan kehamilan, urusan tetek dan rengek. Namun di sisi lain aku berfikir, bila saat bulan madu itu Allah memberi kita kurnia berupa sebuah titipan, suatu kepercayaan yang sekaligus akan menambah kuat hubungan kasih sayang kita, bukankan hal itu akan menambah manisnya bulan madu, menambah aromanya "Mawaddatan wa Rahmah" membuat kita lebih dewasa, lebih peka, tidak sensitif, buktikan sejauh mana komitmen kita bila diberi kepercayaan dan tanggung jawab.

Pada hari itu aku sujud syukur dan meneteskan airmata bahagia bercampur haru saat dokter mengangkat bayiku yang jelas kulihat di pelupuk mata, merah berlumuran darah, mungil, cantik, menurutku begitu, ia menangis, hatiku berkata itu suara anakku, aku bapaknya. Lalu kuciumi ibunya yang masih terkulai lemas setelah 1 jam lebih berjuang antara hidup dan mati dan ku belai rambutnya ku usap matanya dan kukatakan "selamat dan terima kasih sayang, anak kita sudah lahir, seorang perempuan". Aku salut atas kesabaran dan ketegaran istriku menahan sakit saat menjalani proses bersalin. Aku selalu di dekatnya membaca ayat-ayat al Quran menenangkan jiwanya dan juga jiwaku, berdo'a semoga proses persalinan berjalan cepat. Pada saat genting, setidaknya menurutku begitu karena sudah 1 jam lebih berusaha bayi belum juga lahir, mentalku down aku menangis dan mohon pertolongan Yang Maha Kuasa, justru istriku berkata "uda jangan menangis" lalu kukuatkan iman kutegarkan mental, Allah pasti memberi pertolongan, tak lama kemudian anakku lahir diiringi suara tangis, Al Hamdulillah, hatiku lega.

Ila, begitulah kami memanggilnya, seorang bayi perempuan cantik, manis, setelah dimandikan dokter dan dibalut kain diberikan kepadaku, dengan bangga dan bahagia aku gendong dan aku bisikkan di telinganya Allahu Akbar, aku iqamatkan sebagaimana layaknya bayi perempuan, lalu aku lihatkan ke ibunya yang masih terkulai lemas, istriku senang dan tersenyum bahagia, rasa sakit berkurang melihat seorang bayi yang dinanti-nantikan sekarang sudah berada didepan mata. Kami periksa kakinya, ku hitung jari kakinya masing-masing lima, normal kataku, lalu ku pegang tangannya dan ku hitung pula jari tangannya juga masing-masing lima jumlahnya, Al hamdulillah anakku lahir sempurna, saat ku usap-usap jarinya istriku berkata "jarinya mirip jari ibunya" berarti ada 2 kesamaan antara istri dan putri pertamaku, yaitu tanggal lahir dan bentuk jari jemari. Aku bangga tentulah perhatian ibunya akan semakin bertambah padanya.

Dari hari ke hari Ila berkembang cepat tak terasa. Pada 5 bulan pertama kelahirannya, aku masih belum punya pekerjaan tetap, tapi al hamdulillah masih ada simpanan dan kadang-kadang datang bantuan dari kampung. Keperluan putri kami adalah prioritas pertama. Ketika itu aku sudah selesai kuliah tapi istriku baru naik ke tingkat 4 tahun terakhir di Universitas Al Azhar Cairo. Otomatis pada jam kuliah ila bersamaku di rumah dan kadang-kadang ila aku bawa ke kuliah bersama ibunya. Memang jarang mahasiswa membawa anak ke kuliah, sehingga di kampus dikerubungi teman-teman kuliah ibu termasuk warga Mesir dan merekapun rebutan foto dengan anak kami...

baca selengkapnya!

Permatahatiku ke-2 Rahmat Abdurrahim

Permatahatiku yang kedua seorang laki-laki lahir Selasa tanggal 29 Oktober 1996 pukul 16.30, kata neneknya berebut waktu maghrib, dengan berat badan 3,2 kg panjang 51 di rumah sakit bersalin Faris di district Heliopolish Cairo. Hari itu kebahagiaanku bertambah dengan kelahirn anak kedua laki-laki, rasanya lengkaplah rahmat Allah kepada kami sekeluarga, lantas ketika itu anak yang kedua ini kami beri nama Rahmat Abdurrahim.



Berbeda dengan kelahiran kakaknya yang ketika itu hanya kami berdua yang tahu dan hanya kami berdua pula yang menghadapinya di rumah sakit, kelahiran anak kedua ini didampingi oleh ibu mertuaku yang datang dari Indonesia. Kalau kelahiran anak pertama saya berkesempatan mendampingi istri di ruang bersalin dan melihat langsung proses bersalin, tapi kelahiran anak kedua ini saya tidak diperkenankan masuk ruangan bersalin dan hanya diberi tahu setelah selesai melahirkan, tapi al hamdulillah proses kelahiran hampir sama waktunya dengan kelahiran pertama.

Rahmat sejak dari kecil memang kelihatan manja, minta perhatian berbeda dengan kakaknya. tentang si kakak, Ibunya pernah bilang bila anak seperti ila maka sepuluh anakpun kita mampu menghadapinya. Ternyata setelah lahir anak kedua, sadar ternyata dapat anak laki-laki meminta perhatian yang lebih.

Suatu malam, sebagai mana biasanya sering diajak keluar dan dia suka sekali. Pernah suatu hari RAhmat nggak dibawa keluar, dia rewel dan kita sadar oo ya mungkin karena sudah biasa dibawa keluar, sekarang kok nggak dibawa, akhirnya kami turun, tapi sampai di mobil rahmat tidur, setelah keliling dan kembali pulang, saat naik lift rahmat kebangun dan menangis lagi, mungkin merasa belum dibawa keluar kali, akhirnya terpaksa ke mobil lagi dan jalan sebentar laul pulang.

Tapi rasanya adalah suatu kebahagiaan tersendiri bila dapat merasakan bahwa anak-anak membutuhkan kita, syukur Al Hamdulillah kepada Allah.


baca selengkapnya!

Permataku ke-3 Abdurrahman

Ketika itu hari Jum’at tanggal 20 Nopember 1998, pukul 10 pagi matahari masih enggan memancarkan sinarnya karena tertutup kabut musim dingin, namun jiwaku terasa hangat dan akupun bersyukur ke hadirat Allah SWT, karena saat itu aku menerima kehadiran putraku yang-ke-3 yang sudah 9 sembilan lamanya menunggu dalam rahim ibunya. Anak ketiga kami berikan nama “ABDURRAHMAN” mirip nama babakanya

Putra ke-3 ku lahir melalui operasi Caesar dengan bantuan dr. Makarim di rumah sakit bersalin Amir Heliopolish Cairo. Sebagaimana kakak dan abangnya, kebiasaanku yang pertama kali diperhatikan setelah diazankan adalah bagian-bagian anggota tubuhnya, mulai dari jari tangan, telinga, rambut, hidung, mulut, mata dan jari kaki, semuanya tak luput dari perhatianku, sampai aku yakin bahwa anakku lahir dalam keadaan sempurna dan ini adalah amanah Allah yang kita terima dengan penuh suka cita dan keyakinan ini pula yang membuatku makin kuat memegang amanah-NYA, dan selalu menyayangi titipan Allah pada ku,,,.

Setelah itu baru aku memperhatikan hal lain,, kira-kira anakku mirip siapa, bapak atau ibunya, ketika itu ibunya sudah mulai sadar dan bertanya mana anak kita da. Aku sudah punya bayangan anak ketiga ini ada mirip dengan ibunya, dan langsung aku dekatkan ke ibunya sambil berucap, anak kita cakap ada mirip ibunya, dan ibunya pun tersenyum, meskipun rasa sakit bekas operasi mulai terasa.

Ini memang pertama kali istriku dioperasi Caesar, sebelumnya kakak dan abangnya lahir secara normal. Mungkin karena kelahiran ketiga ini hanya berselang tiap 2 tahun setelah anak pertama dan kedua kami, sehingga kondisi dan ketahanan tubuh istriku agak menurun. Apalagi ketika hamil yang ketiga ini istriku harus mengurus abang dan kakaknya yang sedang butuh perhatian, ditambah dengan tugas kuliah Tamhidi 2 Program S-2 Universitas al Azhar. Memang,,, pagi menjelang berangkat kerja dan sorenya sepulang kerja aku bisa membantunya di rumah. Tapi di luar itu semua, liku-liku, tetek rengek, susah payah, derita dihadapi sendiri. Aku yakin ini semua dihadapi dengan ikhlas dan tabah, karena itulah janji kami berdua sebelum mengharungi samudra keluarga. Kiranya keikhlasan ini pula yang memotivasi istriku tak mengalah pada kondisi untuk selalu meraih cita-citanya. Alhamdulillah, kala hamil ketiga ini iapun berhasil lulus ujian tamhidi 2 pada gelombang pertama untuk program magister di Universitas al Azhar. Tak ada ucapan yang lebih pantas ku ucapkan selain Syukur kepada Yang Maha Kuasa.

Singkat cerita kembali ke rumah sakit, istriku masih terbaring lemas, bayiku tertidur pulas setelah dimandikan, sesekali kudengar suara tangis, ku ambil dan kupindahkan ia pada pangkuan ibunya, tangisnyapun berhenti, aku bahagia, aku bersyukur, atas semua ini.,,,,

masih bersambung ,,,


baca selengkapnya!

Foto-Foto



baca selengkapnya!

Thursday, October 9, 2008

foto muhammad El-Birri





baca selengkapnya!